Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Masih Adakah Mentari Pagi untukku Esok Hari?

Aku berjalan beriringan dengan angin malam, melaju melewati langit gelap dan rintikan air hujan. Aku teringat petuah kakekku dulu “Setiap manusia di kolong langit tidak ada yang langsung bisa, semuanya harus ada usaha”. Aku senang menjalani hidup, hidupkuyang dulu. Andaikan hidup ini seperti ice cream green tea, pasti akan menyenangkan sekali, tenang, dingin dan juga banyak disukai.                 Aku hentikan langkah ini tepat di depan pintu masuk universitas, “Tahukah Tuhan akan hidupku? Pasti Tuhan tahu, tapi mengapa Tuhan seperti ini padaku? Selama ini aku berusaha dan terus berusaha setengah mati hingga hampir mati rasanya, aku berjalan menyusuri banyak ombak, melewati banyak angin, mencoba tetap tegap berdiri seperti beringin. Namun nyatanya aku rapuh, lebih rapuh dari biskuit...”                 Air mata ini tidak yang menetes hanya hati yang rasanya sakit, mungkin ini karena sedih yang terlalu hingga air mata ini pun tak tahu bagaimana caranya turun. “Tuhan.... aku

Lalu...?

Siang ini matahari terlalu bersemangat memancarkan cahayannya, namun aku takut jika nanti entah sore atau malam nanti tak akan seindah ini. “Jangan tertawa terlalu bebas, terlalu puas, terlalu lepas, takut ada air mata nanti sesudahnya” itu pepatah yang selalu ku dengar, entah mitos atau apa tapi yang pasti aku sudah tak ada waktu untuk memikirkannya lagi karena akan ada kelas siang ini. “Liat langitnya mendung, bentar lagi mau ujan kayanya. Sebentar-sebentar panas, sebentar-sebentar hujan” ucap seorang teman padaku, yang membuatku memandang langit siang yang cerah tadi menjadi kelabu di sore ini yang tak lama terdengar gemericik hujan di luar sana. ‘Matahari siang tadi udah bohongin dirinya sendiri, dia udah capek dan mulai nyerah sama keadaan. Karena sepandai apapun lo nyembunyiin hujan toh mereka bakal jatuh juga’ ujar hati kecilku. Aku rindu melihat pelangi setelah hujan reda, aku rindu melihat langit jingga seperti dulu saat aku belum dewasa, saat anak-anak hanya tau