Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah lagi setelah sekian lama libur, aku bertemu kembali dengan mereka yang selalu membuat hari-hariku tak karuan dan juga warna-warni, dari warna yang paling cerah sampai warna yang paling suram hahahaha. Padahal hari ini juga aku baru pulang liburan (liburan mepet-_-) jam 05:00, udah semangat sekolah taunya ga belajar udah gitu terdampar di kantin padahal yang lain apel pagi dan perpisahan kepala sekolah. Oke berhubung masih pagi jadi langsung pergi ke suatu tempat untuk mencari sesuatu untuk seseorang haha, setelah sekian lama muter-muter akhirnya ketemu terus ujan-ujanan menuju metro. Setelah semua urusan beres aku pulang bareng ades ke metro tapi ujan makin gede yasudah aku tenang aja karena yakin ada jas ujan di bagasi motor tapi waktu dibuka ternyata dengdengdengdengdeng ga adaaaaaaaaaaaa? apaaaaaaaaaaaaa? omaigat mau ga mau ujan-ujanan mudah-mudahan ujannya reda tapi kenyataannya makin menjadi-jadi, mau ke pinggir tanggung basah yaudah deh lanjut terooooooos, *zuuuuurrrrrrrrrrrr~ sialan ada truk yang ngebut di jalur mobil dan nyemprot sampe aku basah kuyup udah dari tadi tapi ini tambah lagi kotor donggggg ah shittttt nyampe rumah malah diketawain sama mamah "udah mamah bilang itu jas ketinggalan tapi katanya tadi udah ada di motor, jadi gini kan? yaudah sana ganti baju basah!" kata mamah dan aku cuma diem sambil mangut-mangut dan kepala nyut-nyutan. halah jadi curhat yasudahlah....
Hari ini adalah hari besar dimana sedang ada acara besar berlangsung di sebuah kerajaan. “Balap Kuda” ya lomba balap kuda, namun aku tidak bisa mengikutinya, kenapa? Karena aku bukanlah kuda balap, karena aku tidak seprti mereka. Aku hanya seekor kuda kerajaan yang selalu ikut kemana tuanku melangkah, kemana tuanku mengajakku, menunggangiku. Namun mereka mencibirku, ya mereka, para kuda di area balap itu. “Apa yang kau bisa hah? Hanya berdiam dan menonton kami saja? Hahahaha lihatlah tubuhmu, kau mempunyai tubuh berwarna putih dan rambut yang panjang, sepertinya kau tak layak dibilang seorang pejantan” cibir seekor kuda hitam tegap yang melewat di pinggirku, dia sedang bersiap-siapuntuk mengikuti perlombaan. ‘Apa benar aku tidak layak dikatakan seorang pejantan? Kenapa? Apa sehina itukah aku?’ tanyaku dalam diam, aku hanya menyimak alur perlombaan tersebut aku berdiri di pinggir tuanku, sang pangeran kerajaan. Pangeran menatapku dan mengelus pundakku “Aku beruntung memiliki...
Komentar
Posting Komentar