Langsung ke konten utama

7 Januari 2013

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah lagi setelah sekian lama libur, aku bertemu kembali dengan mereka yang selalu membuat hari-hariku tak karuan dan juga warna-warni, dari warna yang paling cerah sampai warna yang paling suram hahahaha.  Padahal hari ini juga aku baru pulang liburan (liburan mepet-_-) jam 05:00, udah semangat sekolah taunya ga belajar udah gitu terdampar di kantin padahal yang lain apel pagi dan perpisahan kepala sekolah. Oke berhubung masih pagi jadi langsung pergi ke suatu tempat untuk mencari sesuatu untuk seseorang haha, setelah sekian lama muter-muter akhirnya ketemu terus ujan-ujanan menuju metro. Setelah semua urusan beres aku pulang bareng ades ke metro tapi ujan makin gede yasudah aku tenang aja karena yakin ada jas ujan di bagasi motor tapi waktu dibuka ternyata dengdengdengdengdeng ga adaaaaaaaaaaaa? apaaaaaaaaaaaaa? omaigat mau ga mau ujan-ujanan mudah-mudahan ujannya reda tapi kenyataannya makin menjadi-jadi, mau ke pinggir tanggung basah yaudah deh lanjut terooooooos, *zuuuuurrrrrrrrrrrr~ sialan ada truk yang ngebut di jalur mobil dan nyemprot sampe aku basah kuyup udah dari tadi tapi ini tambah lagi kotor donggggg ah shittttt nyampe rumah malah diketawain sama mamah "udah mamah bilang itu jas ketinggalan tapi katanya tadi udah ada di motor, jadi gini kan? yaudah sana ganti baju basah!" kata mamah dan aku cuma diem sambil mangut-mangut dan kepala nyut-nyutan. halah jadi curhat yasudahlah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Balap dan Kuda Kerajaan

Hari ini adalah hari besar dimana sedang ada acara besar berlangsung di sebuah kerajaan. “Balap Kuda”   ya lomba balap kuda, namun aku tidak bisa mengikutinya, kenapa? Karena aku bukanlah kuda balap, karena aku tidak seprti mereka. Aku hanya seekor kuda kerajaan yang selalu ikut kemana tuanku melangkah, kemana tuanku mengajakku, menunggangiku. Namun mereka mencibirku, ya mereka, para kuda di area balap itu. “Apa yang kau bisa hah? Hanya berdiam dan menonton kami saja? Hahahaha lihatlah tubuhmu, kau mempunyai tubuh berwarna putih dan rambut yang panjang, sepertinya kau tak layak dibilang seorang pejantan” cibir seekor kuda hitam tegap yang melewat di pinggirku, dia sedang bersiap-siapuntuk mengikuti perlombaan. ‘Apa benar aku tidak layak dikatakan seorang pejantan? Kenapa? Apa sehina itukah aku?’ tanyaku dalam diam, aku hanya menyimak alur perlombaan tersebut aku berdiri di pinggir tuanku, sang pangeran kerajaan. Pangeran menatapku dan mengelus pundakku “Aku beruntung memiliki...

Dreams? Why not?

Pengen banget, banget, banget bisa mainin benda-benda ini. Klasik sih emang tapi eksotik. Ga semua orang bisa, dan ga semua orang punya kesempatan buat bisa. Ini tuh keren se keren apapun, rasanya emang identik sama hal yang romantis tapi bukan hanya itu, benda-benda ini juga punya daya seni yang mengagumkan seakan punya daya magis yang bisa bikin orang nangis (pribadi). Selain itu juga punya unsur kelembutan dan keanggunan tersendiri, sungguh tampan dan menawan. WOW deh pokoknya, punya mimpi ga apa-apa kan? kenapa engga? ini dia benda-benda tersebut.  

Kesempatan

Aku bosan, dengan kamu, dengan kita.. Tapi kenapa? Kamu tau kenapa ada manusia yang bisa sampai ke bulan? Padahal jika dipikirkan saja itu adalah sesuatu yang mustahil? Ya karena mereka tidak hanya berpikir, tapi mereka bertindak, mereka berusaha agar apa yang mereka mau bisa tercapai Kamu tau kenapa ilmuwan tidak takut mati hanya untuk sebuah penelitian ilmu pengetahuan? Padahal jika mereka gagal semuanya akan sia-sia hanya buang waktu saja? Ya karena mereka ingin membuktikan pada dunia bahwa semua hukum-hukum atau apapun yang mereka katakana itu bukan hanya bualan semata namun memang nyata. Lagipula tidak ada yang sia-sia di dunia ini bukan? Begitu juga kamu. Kita! Apa hubungannya? Aku ingin jadi astronot yang dapat pergi ke bulan, tapi apakah bisa jika tanpa ada bantuan mereka yang mengoperasikan roketnya? Ya tentu tidak! Aku ingin membuktikan hukum-hukum fisika, tapi apa bisa jika tidak ada yang percaya seolah menyuruh menyerah seakan s...