Langsung ke konten utama

Narasi












jadi ttadinya mau bikin cerpen atau puisi gitu, tapi inspirasi suka kabur-kaburan jadi mending ditulis dijadiin narasi singkat gitu biar gak lupa. semoga mengeri enjoy reading!

“Tak usah sok paling mengerti soal hati, saat hatimu sendiri terluka kau bingung kan harus bagaimana?”

            Sudah dua hari, atau mungkin lebih… semua terasa lebih sunyi dan sepi, sepertinya ruang-ruang itu mulai kosong kembali, atau memang seharusnya begini…

Memang agak sakit, namun tidak berdarah, memang agak perih namun tidak tampak luka, rasanya seperti angin, berlalu begitu saja~~~

Jika ini memang yang terbaik, baiklah!

Aku juga bisa….

 Mari lakukan, mulai sekarang…

Mari saling membenci!

Palingkanlah wajahmu jika melihatku, aku pun begitu

Menghindarlah jika bertemu, agar lebih mudah bagiku

Jangan pernah tersenyum, aku membencinya!

Sakit…?

Tidak...!

Tak ada guna, akan kubiarkan angin tetap jadi angin dan ‘kan ku cari pohon rindang yang kokoh 
untuk berteduh

Aku sudah muak…

Para pecundang dengan topeng malaikatnya itu menjijikan,

Dan… nyatanya kau sama saja, atau lebih…

Menyesal…?

Bodoh jika itu terjadi,

Aku bahagia kini bahkan nanti

Tak ada kau disini… tak akan pernah ada lagi…


            Sesungguhnya hari ini aku amat lelah, banyak halyang berkecambuk dalam pikiran ini, pekerjaanku dan mereka…

Aku tidak tahu mengapa semua ini terjadi, atau memang tidak pernah terjadi apa-apa selama ini.

Adakah rasa sakit tanpa luka?

Adakah mencintai tanpa sadar?

Adakah akhir tanpa pernah memulai?

Adakah rindu tanpa  tahu untuk siapa?

Dan…

Siapa yang peduli?

            Rasa penasaran tanpa ada niatan memang tidak akan pernah berjalan lancar, jangan berharap jika tidak ingin terluka. Jangan menunggu jika tidak ingin kecewa. Jangan bersedih jika tidak ingin sia-sia.

            70 hari lagi aku akan pergi, selamat tinggal dan nikmati hidupmu dengan baik. Kita sudahi saja, tolong, kumohon, jangan datang lagi…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Balap dan Kuda Kerajaan

Hari ini adalah hari besar dimana sedang ada acara besar berlangsung di sebuah kerajaan. “Balap Kuda”   ya lomba balap kuda, namun aku tidak bisa mengikutinya, kenapa? Karena aku bukanlah kuda balap, karena aku tidak seprti mereka. Aku hanya seekor kuda kerajaan yang selalu ikut kemana tuanku melangkah, kemana tuanku mengajakku, menunggangiku. Namun mereka mencibirku, ya mereka, para kuda di area balap itu. “Apa yang kau bisa hah? Hanya berdiam dan menonton kami saja? Hahahaha lihatlah tubuhmu, kau mempunyai tubuh berwarna putih dan rambut yang panjang, sepertinya kau tak layak dibilang seorang pejantan” cibir seekor kuda hitam tegap yang melewat di pinggirku, dia sedang bersiap-siapuntuk mengikuti perlombaan. ‘Apa benar aku tidak layak dikatakan seorang pejantan? Kenapa? Apa sehina itukah aku?’ tanyaku dalam diam, aku hanya menyimak alur perlombaan tersebut aku berdiri di pinggir tuanku, sang pangeran kerajaan. Pangeran menatapku dan mengelus pundakku “Aku beruntung memiliki...

Dreams? Why not?

Pengen banget, banget, banget bisa mainin benda-benda ini. Klasik sih emang tapi eksotik. Ga semua orang bisa, dan ga semua orang punya kesempatan buat bisa. Ini tuh keren se keren apapun, rasanya emang identik sama hal yang romantis tapi bukan hanya itu, benda-benda ini juga punya daya seni yang mengagumkan seakan punya daya magis yang bisa bikin orang nangis (pribadi). Selain itu juga punya unsur kelembutan dan keanggunan tersendiri, sungguh tampan dan menawan. WOW deh pokoknya, punya mimpi ga apa-apa kan? kenapa engga? ini dia benda-benda tersebut.  

Kesempatan

Aku bosan, dengan kamu, dengan kita.. Tapi kenapa? Kamu tau kenapa ada manusia yang bisa sampai ke bulan? Padahal jika dipikirkan saja itu adalah sesuatu yang mustahil? Ya karena mereka tidak hanya berpikir, tapi mereka bertindak, mereka berusaha agar apa yang mereka mau bisa tercapai Kamu tau kenapa ilmuwan tidak takut mati hanya untuk sebuah penelitian ilmu pengetahuan? Padahal jika mereka gagal semuanya akan sia-sia hanya buang waktu saja? Ya karena mereka ingin membuktikan pada dunia bahwa semua hukum-hukum atau apapun yang mereka katakana itu bukan hanya bualan semata namun memang nyata. Lagipula tidak ada yang sia-sia di dunia ini bukan? Begitu juga kamu. Kita! Apa hubungannya? Aku ingin jadi astronot yang dapat pergi ke bulan, tapi apakah bisa jika tanpa ada bantuan mereka yang mengoperasikan roketnya? Ya tentu tidak! Aku ingin membuktikan hukum-hukum fisika, tapi apa bisa jika tidak ada yang percaya seolah menyuruh menyerah seakan s...